Bandung (ANTARA News) - Alumni pengurus Rumah Amal Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), Budiaji, menciptakan sebuah mesin anjungan terima beras (ATM) beras untuk kaum dhuafa yang ditempatkan di pelataran Masjid Salman ITB Jalan Ganesha Kota Bandung.
"ATM beras ini berikan kepada kami dari salah satu alumni Salman yakni Mas Budiaji dan ATM beras ini resmi beroperasi pada Senin, 7 November 2016 lalu," kata Manajer Penelitian dan Pengembangan Rumah Amal Salman ITB Romi Hadriyansyah, di Bandung, Kamis.
ATM Beras ini memiliki ukuran 60 cm x 60 cm x 160 cm, berbentuk kotak seperti lemari dan sangat mirip dengan mesin ATM biasa.
Selain itu, ATM Beras ini dilengkap dengan perangkat elektronik yakni modem hybriduntuk network GSM/satelit untuk daerah terpencil, serta sistem kontrol dan pemantauan berbasis M2M (machine to machine) atau IoT (Internet of Things).
"Jadi ATM Beras ini adalah perangkat yang bisa mengeluarkan beras dalam jumlah tertentu secara otomatis. Cara kerjanya ialah beras keluar dengan cara menempelkan kartu RFID (Radio Frequency Identification) atau kartu elektronik lainnya di bagian tertentu berbentuk card reader pada perangkat tersebut," kata dia.
Romi menuturkan tujuan diciptakannya alat tersebut dalah untuk membantu kaum dhuafa (fakir miskin) yang betul-betul kelaparan karena kemiskinannya.
"Dan kalau secara global keberadaan ATM Beras juga sejalan dengan semangat dan salah satu tujuan dari pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGS) yakni mengentaskan kelaparan warga tidak mampu.
Menurut dia, untuk saat ini ada 49 warga di sekitar Masjid Salman ITB yang bisa mengambil beras dari ATM Beras tersebut.
"Sebelumnya kami telah melakukan survei terhadap warga yang berhak menerima. Kemudian, kepada mereka akan dibagikan kartu RFID untuk mengambil beras secara gratis di ATM Beras sesuai jumlah dan waktu yang telah ditentukan, untuk tahap awal ada 49 warga," kata dia.
Mekanisme penarikan beras dari mesin tersebut diatur berdasarkan jenis kartu yang dimiliki warga yakni bagi warga yang memiliki kartu kategori A bisa mengambil beras pada hari Selasa dan Jumat, bagi warga pemilik kartu kategori B mengambil beras pada hari Rabu dan Sabtu dan warga pemilik kartu kategori C bisa mengambil beras pada hari Kamis dan Minggu.
"Satu kali transaksi warga bisa menarik beras dari ATM Beras ini sebanyak 1,65 kg atau sekitar dua liter," ujarnya.
Romi mengatakan rencananya ke depan ATM Beras akan disebar ke beberapa masjid yang ada di Kota Bandung.
"Alhamdulillah sampai sekarang sudah banyak lembaga zakat sampai Pemkot Bandung yang berminat dengan ATM beras. Tapi untuk mengembangkannya perlu melibatkan instansi lainnya. Kami sih berharap tahun depan bisa ada 100 unit ATM Beras di Kota Bandung," kata dia.
"ATM beras ini berikan kepada kami dari salah satu alumni Salman yakni Mas Budiaji dan ATM beras ini resmi beroperasi pada Senin, 7 November 2016 lalu," kata Manajer Penelitian dan Pengembangan Rumah Amal Salman ITB Romi Hadriyansyah, di Bandung, Kamis.
ATM Beras ini memiliki ukuran 60 cm x 60 cm x 160 cm, berbentuk kotak seperti lemari dan sangat mirip dengan mesin ATM biasa.
Selain itu, ATM Beras ini dilengkap dengan perangkat elektronik yakni modem hybriduntuk network GSM/satelit untuk daerah terpencil, serta sistem kontrol dan pemantauan berbasis M2M (machine to machine) atau IoT (Internet of Things).
"Jadi ATM Beras ini adalah perangkat yang bisa mengeluarkan beras dalam jumlah tertentu secara otomatis. Cara kerjanya ialah beras keluar dengan cara menempelkan kartu RFID (Radio Frequency Identification) atau kartu elektronik lainnya di bagian tertentu berbentuk card reader pada perangkat tersebut," kata dia.
Romi menuturkan tujuan diciptakannya alat tersebut dalah untuk membantu kaum dhuafa (fakir miskin) yang betul-betul kelaparan karena kemiskinannya.
"Dan kalau secara global keberadaan ATM Beras juga sejalan dengan semangat dan salah satu tujuan dari pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGS) yakni mengentaskan kelaparan warga tidak mampu.
Menurut dia, untuk saat ini ada 49 warga di sekitar Masjid Salman ITB yang bisa mengambil beras dari ATM Beras tersebut.
"Sebelumnya kami telah melakukan survei terhadap warga yang berhak menerima. Kemudian, kepada mereka akan dibagikan kartu RFID untuk mengambil beras secara gratis di ATM Beras sesuai jumlah dan waktu yang telah ditentukan, untuk tahap awal ada 49 warga," kata dia.
Mekanisme penarikan beras dari mesin tersebut diatur berdasarkan jenis kartu yang dimiliki warga yakni bagi warga yang memiliki kartu kategori A bisa mengambil beras pada hari Selasa dan Jumat, bagi warga pemilik kartu kategori B mengambil beras pada hari Rabu dan Sabtu dan warga pemilik kartu kategori C bisa mengambil beras pada hari Kamis dan Minggu.
"Satu kali transaksi warga bisa menarik beras dari ATM Beras ini sebanyak 1,65 kg atau sekitar dua liter," ujarnya.
Romi mengatakan rencananya ke depan ATM Beras akan disebar ke beberapa masjid yang ada di Kota Bandung.
"Alhamdulillah sampai sekarang sudah banyak lembaga zakat sampai Pemkot Bandung yang berminat dengan ATM beras. Tapi untuk mengembangkannya perlu melibatkan instansi lainnya. Kami sih berharap tahun depan bisa ada 100 unit ATM Beras di Kota Bandung," kata dia.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment