"Tahun ini kami melihat adopsi di beberapa organisasi baik di sektor pemerintahan maupun swasta. Potensinya sangat besar karena banyak IT profesional, bahkan ekskutif yang melihat manfaatnya yang sangat besar sekali," kata dia, di Jakarta, Selasa.
Dengan menerapkan virtualisasi jaringan, menurut Adi, perusahaan akan dapat melakukan efisiensi. Adi juga mengaku masih banyak perusahaan dan organisasi di Indonesia yang memiliki keinginan untuk mengadopsi solusi tersebut.
"Virtual nertworking menjadi area yang bisa dilihat customer karena bisa memberikan less dana anggaran dari sisi investasi," ujar dia.
"Mereka bisa melakukan lebih banyak hal dengan tema anggaran yang berkurang ataupun alokasi dana untuk investasi berkurang," sambung dia.
Dalam membawa solusi Software-Defined Networks atau virtualisasi jaringan di Indonesia, Adi mengaku menghadapi kendala. Kendala tersebut bukan berasal dari anggaran dan infrastruktur, melainkan orang.
"Kalau ada perubahan biasanya orang melihat impact-nya ke diri mereka apakah berpengaruh terhadap proses yang selama ini mereka jalankan, apakah akan membaik atau memburuk," kata Adi.
Untuk mengembangkan virtualisasi jaringan, menurut Adi langkah pertama yang harus diambil adalah adopsi virtualisasi server. Adi yakin adopsi virtualisasi jaringan di Indonesia akan bertumbuh seiring dengan akselerasi adopsi virtual server data center.
"Walaupun memang level penetrasi adopsi virtualisasi server di Indonesia lebih rendah dibanding Singapura dan negara tetangga yang lain, namun basic virtualisasi harus diadopsi dulu sebelum mengembangkan yang lain," ujar Adi.
"Kami melihat akselerasi adposi virtualisasi server sangat cepat 10 tahun belakangan. Kami yakin dengan manfaat yang dirasakan pasar, virtualisasi jaringan akan jauh lebih cepat adopsinya," tambah dia.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 comments:
Post a Comment