Kerugian tanaman merupakan tantangan besar di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial di dunia yang menghadapi peningkatan tuntutan akan makanan, serat dan bahan bakar-bio."
Sydney (ANTARA News) - Para ilmuwan telah menemukan bagaimana sistem kekebalan tanaman bisa melawan penyakit, kata peneliti di University of Queensland di Australia pada Selasa (31/1).
"Sangat penting bahwa kita memahami cara sistem kekebalan tanaman berfungsi," kata Profesor Bostjan Kobe dari University of Queensland School of Chemistry dan Molecular Biosciences, lapor Xinhua.
"Kerugian tanaman merupakan tantangan besar di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial di dunia yang menghadapi peningkatan tuntutan akan makanan, serat dan bahan bakar-bio," katanya.
"Dalam jangka panjang, penelitian ini akan membantu gen perlawaan sintesis yang lebih efektif yang dapat digunakan untuk menyediakan perlindungan tambahan di Australia dan seluruh dunia dari penyakit tanaman," kata Profesor Kobe, sebagaimana dikutip Xinhua.
Proyek kerja sama yang terdiri atas tim dari University of California Berkeley, Pohang University of Technology di Korea Selatan dan The Commenwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) untuk mengetahui bagaimana protein reseptor kekebalan memberi tanda kepada tanaman untuk memerangi penyakit.
"Meskipun banyak gen kekebalan tanaman telah diidentifikasi dalam 20 tahun belakangan, kita memiliki pemahaman terbatas mengenai cara produk gen itu bekerja," kata Kobe.
Ahli biologi molekul tanaman menggunakan kristalografi Sinar-X untuk meneliti bagaimana protein reseptor kekebakan tersebut berkumpul selama pemberian tanda dan bisa menentukan bahwa interaksi itu adalah yang membuat tanaman bisa melawan penyakit.
Penyakit tanaman pra-panen diperkirakan mencapai 15 persen kerugian tanaman setiap tahun, kata Kobe.
Pengembang-biakan varietas tanaman yang tahan penyakit telah menjadi strategi utama untuk memerangi penyakit tanaman, terutama karena pestisida dapat merugikan buat lingkungan hidup, katanya.
(Uu.C003)
"Sangat penting bahwa kita memahami cara sistem kekebalan tanaman berfungsi," kata Profesor Bostjan Kobe dari University of Queensland School of Chemistry dan Molecular Biosciences, lapor Xinhua.
"Kerugian tanaman merupakan tantangan besar di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial di dunia yang menghadapi peningkatan tuntutan akan makanan, serat dan bahan bakar-bio," katanya.
"Dalam jangka panjang, penelitian ini akan membantu gen perlawaan sintesis yang lebih efektif yang dapat digunakan untuk menyediakan perlindungan tambahan di Australia dan seluruh dunia dari penyakit tanaman," kata Profesor Kobe, sebagaimana dikutip Xinhua.
Proyek kerja sama yang terdiri atas tim dari University of California Berkeley, Pohang University of Technology di Korea Selatan dan The Commenwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) untuk mengetahui bagaimana protein reseptor kekebalan memberi tanda kepada tanaman untuk memerangi penyakit.
"Meskipun banyak gen kekebalan tanaman telah diidentifikasi dalam 20 tahun belakangan, kita memiliki pemahaman terbatas mengenai cara produk gen itu bekerja," kata Kobe.
Ahli biologi molekul tanaman menggunakan kristalografi Sinar-X untuk meneliti bagaimana protein reseptor kekebakan tersebut berkumpul selama pemberian tanda dan bisa menentukan bahwa interaksi itu adalah yang membuat tanaman bisa melawan penyakit.
Penyakit tanaman pra-panen diperkirakan mencapai 15 persen kerugian tanaman setiap tahun, kata Kobe.
Pengembang-biakan varietas tanaman yang tahan penyakit telah menjadi strategi utama untuk memerangi penyakit tanaman, terutama karena pestisida dapat merugikan buat lingkungan hidup, katanya.
(Uu.C003)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment