Yogyakarta (ANTARA News) - Dua pelajar Madrasah Aliyah Negeri 2 Yogyakarta Hanifah Noor dan Aura Nilam Sari berhasil menciptakan inovasi mi berbahan biji alpukat yang selama ini belum banyak dimanfaatkan.
"Mi dari bahan biji alpukat ini memiliki nilai ekonomi tinggi, rasa lebih gurih, dan berkasiat untuk kesehatan seperti meningkatkan imunitas tubuh, mencegah kanker, serta menghilangkan sel-sel kulit mati," kata Aura Nilam Sari, di Yogyakarta, Senin.
"Mi dari bahan biji alpukat ini memiliki nilai ekonomi tinggi, rasa lebih gurih, dan berkasiat untuk kesehatan seperti meningkatkan imunitas tubuh, mencegah kanker, serta menghilangkan sel-sel kulit mati," kata Aura Nilam Sari, di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, cara membuat mi biji alpukat tidak terlalu rumit, awalnya biji alpukat dibersihkan terlebih dahulu lalu dikupas dan diparut hingga halus.
"Hasil parutan biji alpukat tersebut kemudian dicampur sedikit air dan diperas untuk diambil saripatinya. Hasil perasan ini kemudian diendapkan di dalam loyang dan dioven hingga mengering dan saripati menempel di loyang," katanya.
Ia mengatakan saripati kering yang menempel di loyang ini kemudian diambil dan dicampur dengan bahan-bahan lain seperti telur ayam, tepung tapioka, dan pewarna alami.
"Pewarna alami kami ambil dari buah naga untuk warna merah muda, kunyit untuk warna kuning, dan wortel untuk warna jingga," katanya.
Selain lebih gurih, kata dia, mi berbahan biji alpukat ini baik untuk kesehatan karena kaya nutrisi dan mengandung zat-zat yang bisa meningkatkan imunitas tubuh.
"Mi biji alpukat ini juga berkasiat untuk menghilangkat sakit gigi, sakit ginjal, sakit maag, dan penyakit lainnya," katanya.
Ia mengatakan ide membuat mi instan biji alpukat ini dari keprihatinan karena banyaknya limbah biji alpukat di sekitar rumah, sehingga tersirat untuk memanfaatkan limbah biji alpukat ini.
"Harapan kami limbah biji alpukat yang sering menganggu lingkungan bisa lebih dikurangi dan menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai ekonomis," katanya.
Menurut dia, hasil temuan ini berhasil lolos dan menjadi 10 besar dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional tahun 2017.
"Hasil parutan biji alpukat tersebut kemudian dicampur sedikit air dan diperas untuk diambil saripatinya. Hasil perasan ini kemudian diendapkan di dalam loyang dan dioven hingga mengering dan saripati menempel di loyang," katanya.
Ia mengatakan saripati kering yang menempel di loyang ini kemudian diambil dan dicampur dengan bahan-bahan lain seperti telur ayam, tepung tapioka, dan pewarna alami.
"Pewarna alami kami ambil dari buah naga untuk warna merah muda, kunyit untuk warna kuning, dan wortel untuk warna jingga," katanya.
Selain lebih gurih, kata dia, mi berbahan biji alpukat ini baik untuk kesehatan karena kaya nutrisi dan mengandung zat-zat yang bisa meningkatkan imunitas tubuh.
"Mi biji alpukat ini juga berkasiat untuk menghilangkat sakit gigi, sakit ginjal, sakit maag, dan penyakit lainnya," katanya.
Ia mengatakan ide membuat mi instan biji alpukat ini dari keprihatinan karena banyaknya limbah biji alpukat di sekitar rumah, sehingga tersirat untuk memanfaatkan limbah biji alpukat ini.
"Harapan kami limbah biji alpukat yang sering menganggu lingkungan bisa lebih dikurangi dan menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai ekonomis," katanya.
Menurut dia, hasil temuan ini berhasil lolos dan menjadi 10 besar dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional tahun 2017.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment