Yogyakarta (ANTARA News) - Kelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan alat "grading" atau sortir ikan secara otomatis yang diberi nama V-Sorter sehingga proses pemisahan ikan dapat dilakukan secara cepat, akurat, dan efisien.
"Alat grading otomatis itu dapat membantu petani ikan dalam proses pemisahan ikan berdasarkan ukuran, bobot, dan kualitas secara lebih cepat dan menghemat tenaga," kata koordinator kelompok mahasiswa UGM Ikhwana Aisyah di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, pengembangan alat "grading" itu berawal dari keinginan untuk mengatasi persoalan sortir yang masih banyak dialami oleh petani ikan. Selama ini kebanyakan petani ini masih menggunaan cara tradisional untuk "grading".
Cara tradisional itu dengan langsung memakai tangan dan menggunakan alat takaran berupa kaleng atau gelas. Untuk melakukan penyeragaman ikan, para petani ikan biasa menggunakan alat berupa baskom yang sebelumnya telah dilubangi.
"Dengan cara tradisional tersebut hasil yang diperoleh tidak optimal. Grading dengan cara tradisional itu tidak efisien karena dalam penghitungan dilakukan secara manual satu per satu ikan dalam jumlah yang banyak," katanya.
Ia mengatakan cara yang biasa dilakukan oleh petani ikan tersebut kurang efisien dan efektif dalam "grading" ikan. Alat "grading" ikan otomatis itu diharapkan dapat membantu petani ikan menghemat waktu dan tenaga saat melakukan sortir ikan.
"Kami berinisiatif mengembangkan alat grading ikan yang bisa memisahkan ukuran sesuai keseragaman dan menentukan jumlah dalam keseragaman tersebut dengan efisien, akurat, dan cepat dibanding cara manual," katanya.
Anggota kelompok mahasiswa UGM Nizar Akbar Meilani mengatakan alat "grading" yang dikembangkan berbasis mikrokontroler ARM-32 bit menggunakan IC STM32F4. Dengan demikian menjadikan alat itu memiliki tingkat kecepatan proses yang tinggi.
"Alat itu juga dilengkapi dengan sensor pendukung berupa photoelectric sensor yang terbukti memiliki tingkat akurasi tinggi dalam industri otomasi," katanya.
Menurut dia, V-Sorter itu dikembangkan berbasis Internet of Things (IoT). IoT itu menghubungkan mesin dengan perangkat elektronik berupa komputer maupun telepon seluler yang dapat diakses oleh pengguna atau petani ikan.
Selain itu juga dapat digunakan sebagai alat kontrol untuk mengendalikan mesin "grading" mulai dari mematikan, menghidupkan hingga mengganti mode mesin.
"Kami berharap dengan adanya alat itu dapat membantu petani ikan baik dalam masa pemeliharan hingga pemasaran menjadi lebih efisien sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka," katanya.
Selain Ikhwana dan Nizar, kelompok mahasiswa UGM yang mengembangkan V-Sorter itu juga beranggotakan Muhammad Hadyan Akbar, Revaldy Imani Chairistian, dan Ratya Prabaswara.
"Alat grading otomatis itu dapat membantu petani ikan dalam proses pemisahan ikan berdasarkan ukuran, bobot, dan kualitas secara lebih cepat dan menghemat tenaga," kata koordinator kelompok mahasiswa UGM Ikhwana Aisyah di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, pengembangan alat "grading" itu berawal dari keinginan untuk mengatasi persoalan sortir yang masih banyak dialami oleh petani ikan. Selama ini kebanyakan petani ini masih menggunaan cara tradisional untuk "grading".
Cara tradisional itu dengan langsung memakai tangan dan menggunakan alat takaran berupa kaleng atau gelas. Untuk melakukan penyeragaman ikan, para petani ikan biasa menggunakan alat berupa baskom yang sebelumnya telah dilubangi.
"Dengan cara tradisional tersebut hasil yang diperoleh tidak optimal. Grading dengan cara tradisional itu tidak efisien karena dalam penghitungan dilakukan secara manual satu per satu ikan dalam jumlah yang banyak," katanya.
Ia mengatakan cara yang biasa dilakukan oleh petani ikan tersebut kurang efisien dan efektif dalam "grading" ikan. Alat "grading" ikan otomatis itu diharapkan dapat membantu petani ikan menghemat waktu dan tenaga saat melakukan sortir ikan.
"Kami berinisiatif mengembangkan alat grading ikan yang bisa memisahkan ukuran sesuai keseragaman dan menentukan jumlah dalam keseragaman tersebut dengan efisien, akurat, dan cepat dibanding cara manual," katanya.
Anggota kelompok mahasiswa UGM Nizar Akbar Meilani mengatakan alat "grading" yang dikembangkan berbasis mikrokontroler ARM-32 bit menggunakan IC STM32F4. Dengan demikian menjadikan alat itu memiliki tingkat kecepatan proses yang tinggi.
"Alat itu juga dilengkapi dengan sensor pendukung berupa photoelectric sensor yang terbukti memiliki tingkat akurasi tinggi dalam industri otomasi," katanya.
Menurut dia, V-Sorter itu dikembangkan berbasis Internet of Things (IoT). IoT itu menghubungkan mesin dengan perangkat elektronik berupa komputer maupun telepon seluler yang dapat diakses oleh pengguna atau petani ikan.
Selain itu juga dapat digunakan sebagai alat kontrol untuk mengendalikan mesin "grading" mulai dari mematikan, menghidupkan hingga mengganti mode mesin.
"Kami berharap dengan adanya alat itu dapat membantu petani ikan baik dalam masa pemeliharan hingga pemasaran menjadi lebih efisien sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka," katanya.
Selain Ikhwana dan Nizar, kelompok mahasiswa UGM yang mengembangkan V-Sorter itu juga beranggotakan Muhammad Hadyan Akbar, Revaldy Imani Chairistian, dan Ratya Prabaswara.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment