Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan instalasi Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) dan Sistem Pompa Air Tenaga Surya (SPATS) untuk Dusun Temu Ireng, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

"Air yang dulu dianggap masalah sekarang Alhamdulillah sudah bisa diterima masyarakat Gunung Kidul dengan memanfaatkan teknologi hasil riset dan pengembangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT untuk mendukung kesehatan masyarakat," kata Nasir di Desa Girisuko Kecamatan Panggang, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis. 

Pemanfaatan teknologi sel surya ini bisa diterapkan di tempat lain dan jika dirawat, dapat dimanfaatkan selama 20 tahun. Menurut dia, hal itu merupakan bentuk hilirisasi hasil riset dan pengembangan yang selama ini dilakukan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan perguruan tinggi. 

Karena itu pada kesempatan yang sama ia meminta masyarakat dapat merawat instalasi SPAM dan SPATS tersebut hingga berumur panjang. Setelah persoalan air bersih selesai, katanya, Kementerian bisa terus membantu mengembangkan sektor peternakan, perikanan hingga pertanian di Gunung Kidul untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk Pemeliharaan ia berharap Bupati Gunung Kidul dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dapat bekerja sama membantu masyarakat desa mengembangkan usaha memanfaatkan teknologi yang telah terpasang tersebut untuk dapat membiayai perawatan fasilitas tersebut secara mandiri. 

Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti M Dimyati mengatakan pengembangan fasilitas instalasi SPAM dan SPATS ini sesuai permintaan Gubernur DKI Yogyakarta sejak 1,5 tahun lalu agar Menristekdikti dapat melakukan riset dan pengembangan untuk memecahkan persoalan air bersih di Gunung Kidul. 

Dengan teknologi dan inovasi BPPT yang sudah ada dan bekerja sama dengan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta yang digunakan untuk mengangkat air embung dan mendistribusikannya ke rumah-rumah warga untuk sekitar 321 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Temu Ireng, Gunung Kidul, ini ia berharap dapat direplikasi di lokasi lain. 

Menurut Dimyati, anggaran yang dikeluarkan untuk membangun fasilitas instalasi SPAM dan SPATS ini mencapai Rp1 miliar. Kini masyarakat di sekitar sudah bisa memperoleh air minum dan air bersih dengan teknologi pengolahan air minum dan air bersih dengan tenaga surya. 

Bupati Gunung Kidul Badingah mengatakan wilayahnya memiliki sumber air melimpah namun belum mampu mengangkatnya ke permukaan. Kawasan ini penuh karst dan sungai bawah tanah namun air belum mampu terangkat ke permukaan karena persoalan keterbatasan listrik.

"Perlu teknologi dan inovasi di sini, sehingga solusi energi baru terbarukan baik mengingat sumber daya cukup tinggi di sini," ujar dia. 

Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, lanjutnya, siap mereplikasi teknologi ini untuk desa-desa lain di Gunung Kidul. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk memanfaatkan teknologi ini diperlukan mengingat masih sangat awam. 

Sudah ada sekitar 100 dari 104 Bumdes di Kabupaten Gunung Kidul dan dapat mereplikasi teknologi dan inovasi ini. Ia juga berharap masyarakat dapat memanfaatkan sekaligus menjaganya untuk kebutuhan jangka panjang. 

Warga Dusun Temu Ireng I Jumbadi mengatakan sudah sejak 35 hingga 40 tahun terpaksa membeli air bersih saat kemarau. Ia biasa mengeluarkan biaya Rp130.000 per lima kubik air bersih untuk keperluan hidup, bertani dan beternak selama tujuh hari. 

Meski air dari fasilitas instalasi SPAM dan SPATS tersebut belum sampai mengalir ke rumahnya saat ini, namun Jumbadi tetap berterima kasih kepada pemerintah telah membangun fasilitas tersebut. Harapannya dalam waktu dekat dirinya tidak perlu mengeluarkan biaya besar lagi untuk memperoleh air bersih. 
Pewarta: 
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2018