Mesin Eneco Plasma Fusion ini merupakan alat dari perusahaan Eneco Holdings dari Jepang yang mampu memperkecil anggaran karena mampu menghemat penggunaan bahan bakar solar."
Uji coba dipimpin oleh Presiden dan CEO Eneco Holdings Yasuhiro Yamamoto, yang berlangsung di Gedung Eneco Plasma Fusion Koarmatim, Ujung, Surabaya, Senin.
"Mesin Eneco Plasma Fusion ini merupakan alat dari perusahaan Eneco Holdings dari Jepang yang mampu memperkecil anggaran karena mampu menghemat penggunaan bahan bakar solar," ujar Yasuhiro kepada wartawan di lokasi uji coba.
Dia mengatakan, mesin tersebut dapat mengolah 50 persen air dan 50 persen solar menjadi bahan bakar yang dapat digunakan pada semua mesin yang menggunakan bahan bakar solar.
"Dalam waktu 24 jam, mesin ini dapat menampung 12.000 liter air dan solar," jelasnya.
Menurut Yasuhiro, di Jepang sendiri saat ini belum banyak perusahaan yang bisa melakukan pencampuran proses air menjadi bahan bakar karena harus mendapatkan izin atau lisensi dari pemerintah.
"Hanya perusahaan Eneco Holdings yang mampu lulus uji lisensi dari pemerintah Jepang," ucapnya.
Dia menjelaskan, Eneco Plasma Fusion merupakan teknologi yang bisa merealisasikan rasio pencampuran air sekitar 70%, baik air ledeng maupun air sumur, dengan proses penyulingan bahan bakar yang telah dilakukan "plasma fusion".
"Dengan ditambahkan air, pembakaran tidak berubah," katanya.
Komisaris PT Eneco Holdings Bambang Sulistyo mengatakan peralatan ini murni dihibahkan kepada Koarmatim TNI AL.
"Sistem kerja peralatan ini mempunyai sistem kerja secara sistematik antara air dan solar dengan 100 % hasilnya solar," katanya.
Dia memastikan telah mengasuransikan senilai 1 juta dolar AS seandainya penggunaan peralatan ini bermasalah. "Alat ini hanya dipakai untuk mesin diesel. Mudah-mudahan bermanfaat bagi Koarmatim dan TNI AL," ujarnya.
Kepala Dinas Perbekalan dan Material Koarmatim Letkol Laut (KH/W) Uciek Darmayani saat mendampingi proses uji coba mengucapkan termikasih atas hibah mesin Eneco Plasma Fusion. Menurut dia, peralatan mesin ini akan sangat bermanfaat, khususnya untuk menghemat bahan bakar solar pada kapal-kapal perang yang dimiliki Koarmatim.
"Mesin Eneco Plasma Fusion ini merupakan alat dari perusahaan Eneco Holdings dari Jepang yang mampu memperkecil anggaran karena mampu menghemat penggunaan bahan bakar solar," ujar Yasuhiro kepada wartawan di lokasi uji coba.
Dia mengatakan, mesin tersebut dapat mengolah 50 persen air dan 50 persen solar menjadi bahan bakar yang dapat digunakan pada semua mesin yang menggunakan bahan bakar solar.
"Dalam waktu 24 jam, mesin ini dapat menampung 12.000 liter air dan solar," jelasnya.
Menurut Yasuhiro, di Jepang sendiri saat ini belum banyak perusahaan yang bisa melakukan pencampuran proses air menjadi bahan bakar karena harus mendapatkan izin atau lisensi dari pemerintah.
"Hanya perusahaan Eneco Holdings yang mampu lulus uji lisensi dari pemerintah Jepang," ucapnya.
Dia menjelaskan, Eneco Plasma Fusion merupakan teknologi yang bisa merealisasikan rasio pencampuran air sekitar 70%, baik air ledeng maupun air sumur, dengan proses penyulingan bahan bakar yang telah dilakukan "plasma fusion".
"Dengan ditambahkan air, pembakaran tidak berubah," katanya.
Komisaris PT Eneco Holdings Bambang Sulistyo mengatakan peralatan ini murni dihibahkan kepada Koarmatim TNI AL.
"Sistem kerja peralatan ini mempunyai sistem kerja secara sistematik antara air dan solar dengan 100 % hasilnya solar," katanya.
Dia memastikan telah mengasuransikan senilai 1 juta dolar AS seandainya penggunaan peralatan ini bermasalah. "Alat ini hanya dipakai untuk mesin diesel. Mudah-mudahan bermanfaat bagi Koarmatim dan TNI AL," ujarnya.
Kepala Dinas Perbekalan dan Material Koarmatim Letkol Laut (KH/W) Uciek Darmayani saat mendampingi proses uji coba mengucapkan termikasih atas hibah mesin Eneco Plasma Fusion. Menurut dia, peralatan mesin ini akan sangat bermanfaat, khususnya untuk menghemat bahan bakar solar pada kapal-kapal perang yang dimiliki Koarmatim.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment