Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan kesepakatan untuk mengkaji penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang digunakan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB).

Kepala BPPT Unggul Priyanto di Jakarta, Jumat, mengatakan kesepakatan yang dilakukan dengan PJB dilakukan dalam rangka mendukung kegiatan pengembangan teknologi di sana dan meningkatkan penguasaan teknologi.

BPPT yang memang memiliki peran kerekayasaan, kliring teknologi, audit teknologi, difusi dan komersialisasi, alih teknologi dan intermediasi. Dengan sumber daya yang dimiliki, ia mengatakan saat ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyelesaian permasalahan pembangkit listrik di PJB.

"Dewasa ini masing-masing PLTU menghadapi tantangan tersendiri, khususnya dalam hal penyediaan bahan bakar, menjaga konsistensi kinerja pembangkit dan isu lingkungan," ujar dia.
Ketergantungan terhadap bahan bakar minyak dan gas dalam pengoperasian pembangkit juga menjadi permasalahan tersendiri bagi PLTU. Saat ini, menurut dia, BPPT tengah melakukan pengkajian mengenai Katalysch Drucklose Verolung yang dikenal dengan nama teknologi KDV.

Kerja sama ini ditujukan untuk memberi solusi, khususnya kepada pihak PJB, guna mengurangi biaya bahan bakar pada pengoperasian PLTU, lanjutnya.

Teknologi KDV ini, ia mengatakan, merupakan teknologi depolimerisasi katalitik dengan tekanan rendah yang mampu mengolah batubara muda, biomassa, dan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak yang memiliki kualitas setara spesifikasi yang dipersyaratkan oleh mesin generator pembangkit listrik.

Produk bahan bakar minyak setara solar ini ia mengatakan diharapkan dapat menjadi solusi untuk substitusi bahan bakar eksisting yang relatif berfluktuatif pada sisi harga.
 
Pewarta: 
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2018