Pekanbaru (ANTARA News) - Dua siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekanbaru yakni Bayu Arivia Putra dan Rizki Wahyu Tamel berhasil menjuarai ajang Madrasah Robotics Competition Tingkat Nasional tahun 2018.
"Alhamdulillah, dua siswa MAN-1 Pekanbaru yang meraih juara kategori the best technology rancang bangun mesin otomatis bencana. Semoga dapat bermanfaat bagi bangsa ini," kata Kepala MAN 1 Pekanbaru, H Marzuki M.Pd di Pekanbaru, Selasa.
Marzuki mengatakan, kegiatan yang digelar Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI merupakan kali keempat dengan diikuti 182 tim peserta.
Ia mengatakan, dengan prestasi yang telah diperoleh ini hendaknya siswa tidak puas hanya sampai di sini saja, tetapi dapat dikembangkan lagi dengan karya-karya lain di bidang robot maupun bidang lain.
"Karena itu para pendidik mari kita dorong pelajar untuk mengukir prestasi lainnya karena membanggakan juga," katanya.
Dikatakannya, pada 2018 ini kompetisi menampilkan kreasi siswa madrasah dengan tema robot rescue (robot mitigasi bencana), karena itu robot-robot itu tidak bertarung, tetapi beradu pintar dalam penyelamatan dan mitigasi bencana.
Sebelumnya Direktur KKSK Kemenag, Ahmad Umar mengatakan, kompetisi robot ini bukan sekedar game, tetapi melatih kreativitas dan integritas yang bertujuan agar siswa madrasah dapat mengambil bagian aktif dalam teknologi tepat guna, di mana obot-robot yang dirangkai adalah jenis yang bermanfaat bagi manusia.
"Kompetisi robotik madrasah diharapkan memberikan pengaruh signifikan bagi terwujudnya semangat belajar siswa madrasah, khususnya di bidang teknologi, robotika, dan otomasi," katanya.
Umar juga berharap, pada masa mendatang kompetisi robotik madrasah dapat diselenggarakan pada tingkat provinsi dan kabupaten atau kota. Dalam kompetisi ini, peserta dibagi dalam tiga tingkatan, yakni madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
Sementara itu kategori lomba yakni rancang bangun mesin otomasi bencana dan kategori rescue robot mobile. Jenis kedua ini memiliki tugas tertentu, misalnya untuk penyelamatan korban gempa dan memadamkan kebakaran. Kompetisi diikuti 182 tim, setiap timnya terdiri atas dua siswa.
Baca juga: Indonesia juara umum kompetisi robot internasional
Baca juga: Tim Indonesia raih juara umum di Kompetisi Robot AS
"Alhamdulillah, dua siswa MAN-1 Pekanbaru yang meraih juara kategori the best technology rancang bangun mesin otomatis bencana. Semoga dapat bermanfaat bagi bangsa ini," kata Kepala MAN 1 Pekanbaru, H Marzuki M.Pd di Pekanbaru, Selasa.
Marzuki mengatakan, kegiatan yang digelar Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI merupakan kali keempat dengan diikuti 182 tim peserta.
Ia mengatakan, dengan prestasi yang telah diperoleh ini hendaknya siswa tidak puas hanya sampai di sini saja, tetapi dapat dikembangkan lagi dengan karya-karya lain di bidang robot maupun bidang lain.
"Karena itu para pendidik mari kita dorong pelajar untuk mengukir prestasi lainnya karena membanggakan juga," katanya.
Dikatakannya, pada 2018 ini kompetisi menampilkan kreasi siswa madrasah dengan tema robot rescue (robot mitigasi bencana), karena itu robot-robot itu tidak bertarung, tetapi beradu pintar dalam penyelamatan dan mitigasi bencana.
Sebelumnya Direktur KKSK Kemenag, Ahmad Umar mengatakan, kompetisi robot ini bukan sekedar game, tetapi melatih kreativitas dan integritas yang bertujuan agar siswa madrasah dapat mengambil bagian aktif dalam teknologi tepat guna, di mana obot-robot yang dirangkai adalah jenis yang bermanfaat bagi manusia.
"Kompetisi robotik madrasah diharapkan memberikan pengaruh signifikan bagi terwujudnya semangat belajar siswa madrasah, khususnya di bidang teknologi, robotika, dan otomasi," katanya.
Umar juga berharap, pada masa mendatang kompetisi robotik madrasah dapat diselenggarakan pada tingkat provinsi dan kabupaten atau kota. Dalam kompetisi ini, peserta dibagi dalam tiga tingkatan, yakni madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
Sementara itu kategori lomba yakni rancang bangun mesin otomasi bencana dan kategori rescue robot mobile. Jenis kedua ini memiliki tugas tertentu, misalnya untuk penyelamatan korban gempa dan memadamkan kebakaran. Kompetisi diikuti 182 tim, setiap timnya terdiri atas dua siswa.
Baca juga: Indonesia juara umum kompetisi robot internasional
Baca juga: Tim Indonesia raih juara umum di Kompetisi Robot AS
Pewarta: Frislidia
Editor: Dewanti Lestari
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Dewanti Lestari
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment