Thursday, November 12, 2015

Berebut Tambang Rp 2.600 Triliun di Asteroid

Sapto Pradityo - detikNews
Berebut Tambang Rp 2.600 Triliun di Asteroid  
Foto: NASA
 
 Jakarta - Sebulan lalu, asteroid 86666 melesat melintas di langit bumi. Asteroid itu melaju dengan kecepatan lebih dari 64 ribu kilometer per jam. Untunglah, asteroid yang ukurannya beberapa kali Stadion Old Trafford milik Manchester United tersebut tak menyerempet bumi. Sebab, jika terjadi, serempetan itu bakal menyebabkan kiamat kecil di planet ini.

Sekitar 65 juta tahun lalu, tumbukan asteroid raksasa dengan bumi menamatkan kehidupan dinosaurus dari muka bumi selamanya. Setiap hari, ada ribuan asteroid yang melintas di atas sana. Para astronom dalam Program Near Earth Object Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) setiap saat memelototi pergerakan asteroid-asteroid itu. Pada 29 November nanti misalnya, ada asteroid besar, 163696, berdiameter sekitar 3 kilometer, bakal mendekati bumi. Untung, lintasan asteroid 163696 masih jauh dari lintasan bumi.

Hanya soal waktu, bakal ada asteroid yang lintasannya berpotongan dengan bumi dan bisa jadi petaka. Tapi ada pula perusahaan yang justru melihat peluang emas di asteroid, Deep Space Industries dan Planetary Resources. Pada pertengahan Juli lalu, Planetary sudah mengirimkan wahana Arkyd-3 Reflight ke antariksa untuk menguji perangkat avionik dan sejumlah teknologi untuk proyek tambang di asteroid.

"Proyek tambang di asteroid mungkin terdengar seperti kisah sains-fiksi. Tapi kami sudah mulai mengirimkan wahana.... Jadi ini bukan kegiatan bisnis yang baru bisa dilihat anak-cucu kalian, tapi kalian bakal menyaksikannya dalam beberapa tahun lagi," kata Chris Lewicki, Presiden Planetary Resources, seperti dikutip ABC.
Eric Anderson, pendiri Planetary Resources (GettyImages)

Pada akhir 2016, Planetary berencana menerbangkan wahana Arkyd-100 untuk mengidentifikasi asteroid-asteroid yang bisa mereka tambang. Dua tahun kemudian, menurut Lewicki, mereka berharap sudah bisa mendaratkan wahana di asteroid yang diincar.

"Ini memang jadwal yang ambisius.... Kami bergerak sangat cepat dan dunia juga berubah sangat cepat," kata Chris kepada Space. Mereka bakal beradu cepat dengan Deep Space Industries, yang didirikan oleh Rick N. Tumlinson dan Daniel Faber.

Beberapa triliuner teknologi, seperti pendiri Google, Larry Page; Chairman Alphabet, Eric Schmidt; dan pemilik Perot Systems, Ross Perot; sudah menyetor duit ke Planetary Resources. Apa yang mereka lihat di ribuan asteroid di antariksa sana?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Berebut Tambang Rp 2.600 Triliun di Asteroid

0 comments:

Post a Comment