"Pohon yang oleh Masyarakat Aceh dikenal sebagai pohon kuda-kuda atau kedondong hutan ini terbukti bisa menghantarkan daya listrik," kata Agus Amperianto, Field Manager PT Pertamina EP Rantau, di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan dari hasil riset awal, satu batang pohon diperoleh tegangan listrik sebesar 0,7 volt. Dengan menghubungkan beberapa pohon, baik seri maupun paralel, diperoleh voltase dan arus yang memadai untuk dikonversikan dalam bentuk daya listrik sedikitnya 12 watt sehingga dapat menghidupkan 4 buah bohlam LED masing-masing berdaya 3 watt untuk satu unit rumah.
"Tentunya makin besar daya yang diperoleh, makin banyak daya listrik yang bisa dimanfaatkan," ujar Agus.
Untuk menghasilkan energi listrik, menurut Agus, minimal pohon kedondong hutannya sudah berakar kokoh dengan diameter batang minimal 15-20 cm.
Makin besar batang pohon yang dimanfaatkan maka lebih baik lagi untuk menghasilkan voltase listrik yang lebih banyak.
Agus mengatakan pengembangan pohon penghasil listrik ini sejalan dengan bisnis Pertamina yang memberikan perhatian penuh pada pengembangan energi baru dan terbarukan.
"Kami berperan aktif mendukung program pemerintah dalam hal efisiensi sumber daya energi dan energi baru terbarukan," ujarnya.
Energi listrik dari pohon kedondong hutan ini berawal dari riset Naufal Rizki salah satu siswa kelas II Madrasah Tsanawiyah Negeri Kecamatan Langsa Lama.
Pertamina EP Field Rantau kemudian mengajak Naufal untuk mengembangan risetnya dalam skala lebih besar di PPMP yang didesain sebagai pusat belajar masyarakat.
Pohon kayu listrik bernilai ekonomis karena daunnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan dahannya dapat digunakan sebagai pagar kebun masyarakat.
Selain untuk pakan ternak, daunnya juga bermanfaat untuk ramuan herbal bagi kesehatan. Kedondong hutan merupakan pohon favorit masyarakat Aceh untuk memagari kebun dan pekarangannya karena pohonnya lurus dan gampang tumbuh dengan hanya ditancapkan ke dalam tanah.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 comments:
Post a Comment